Jembrana (DPost) – Ratusan atlet Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) di Jembrana kecewa dan ancam akan membubarkan diri. Pasalnya, salah satu atlet selancar atas nama Zaenal Abidin asal Jembrana mendadak dicoret saat dimulai Babak Kualifikasi (BK) PON XXI Aceh, Sumut yang berlangsung di pantai halfway Kuta Bali dari hari Rabu hingga Kamis 21 September 2023 kemarin.
Dikonfirmasi Jumat, (22/9/23), Ketua Pengurus Kabupaten (Pengkab) PSOI Jembrana Muklis Anwar mengatakan, atlet atas nama Zaenal Abidin merupakan atlet selancar ombak satu satunya wakil Jembrana yang lolos mendapatkan juara 2 pada Porprov Bali tahun 2022 lalu.
“Kalau sudah juara 1 dan 2 Bali, SK-nya pun ada, mestinya otomatis karena dia (Zaenal) yang menang di Bali, harusnya dia yang mewakili Bali,” kata Muklis kecewa.
Zaenal Abidin, kata dia, pada Porprov Bali lalu kalah satu peringkat dibawah atlet Badung atas nama I Gede Arya Eka Wira Dharma yang mendapatkan juara 1, kemudian peringkat tiga disusul Ivan Krisnadewa Sudena yang mewakili Kabupaten Tabanan. Pencoretan Zainal dari BK PON yang terkesan mendadak tersebut, dinilai sangat tidak sportif. Mirisnya lagi, pencoretan tersebut dilakukan saat hari H dimulainya BK PON pada Rabu lalu.
“Saya memang tidak bisa hadir di sana ( BK PON) karena sedang ke Jawa. Namun paginya saya mendapatkan informasi, kalau atlet selancar Jembrana tidak masuk (BK PON), saya langsung terkejut. Kemudian saya menghubungi Zaenal yang saat itu hadir di lokasi dan memang benar dia tidak masuk,” ungkapnya.
Tindakan oleh Pengurus Provinsi (Pengprov) PSOI menuai kekecewaan ratusan atlet selancar di Jembrana, bahkan, Muklis mengancam akan membubarkan PSOI Jembrana. Menurutnya, hasil kerja keras membangun, pembinaan dan segala macam menjadi sia sia, ketika atlet mereka diperlakukan tidak adil.
“Dan kami juga seluruh komunitas selancar ini sangat kecewa, seJembrana iya! Kalau ini tidak sampai ada solusi yang baik, kami sudah siap untuk membubarkan diri. Kan selama ini kita sudah kerja keras membangun, membina, terus kita berkompetisi di titik (tingkat Bali) dan mendapatkan atlet yang lolos, namun atlet kami diperlakukan seperti itu, ya untuk apa lagi!,” tutupnya kesal.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Pengprov PSOI Bali, I Gusti Ngurah Putu Suargita menjelaskan, pencoretan yang terkesan mendadak tersebut, selain karena ada perubahan aturan atau regulasi yang juga mendadak, peforma Zaenal juga dinilai kalah dari Ivan Krisnadewa Sudena yang menggantikannya saat BK PON. Hal tersebut dilihat pada saat Pelatda (pelatihan daerah) yang diadakan selama dua bulan sebelum BK PON Dimulai.
“Diawal, maksimum atlet yang bisa diturunkan itu adalah tiga orang. Namun pada H-1 saat teknikal meeting berubah lagi, ternyata hanya dua atlet yang bisa kita kirim,” ucapnya saat dihubungi.
Sehingga dengan keputusan itu, Pengprov PSOI Bali dan tim pelatih langsung mengadakan rapat untuk menentukan siapa dua atlet yang akan dipilih. Kemudian diputuskan dua orang yakni I Gede Arya Eka Wira Dharma dan Ivan Krisnadewa Sudena. Ivan yang menggantikan Zaenal Abidin, mengacu pada performa dari hasil pelatda selama dua bulan.
Menurutnya, meski posisi Zaenal ada di posisi kedua pada Porprov Bali, namun tidak serta merta atau otomatis langsung bisa masuk pada ajang BK PON. Karena ada proses pelatda dan ada evaluasi serta penilaian kembali saat pelatihan atlet. “Proses itu (pelatda) untuk evaluasi dan memastikan kembali,” ungkapnya.
Tetapi pihaknya juga menyadari kekecewaan yang muncul terutama dari pihak Pengkab PSOI Jembrana. Disisi lain keputusan mencoret Zaenal itu merupakan juga keputusan bersama tim pelatih dan PSOI Bali. Karena perubahan regulasi yang mendadak, manjadi salah satu alasan, sehingga tidak sempat memberitahukan Zaenal. “Kita ingin mengirimkan atlet sebanyak banyaknya pada ajang itu, apalagi Bali menjadi tuan rumah pelaksana BK PON kemarin,” pungkasnya.